DAMPAK
GLOBALISASI TERHADAP PANDANGAN HIDUP GENERASI MUDA
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK TUGAS MATA KULIAH ILMU
SOSIAL DASAR
Disusun
Oleh :
Muhammad
Daniel Yuna
Kelas
1TA03
NPM:
14315535
Dosen
Pembimbing:Emilianshah Banowo
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA DEPOK
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bangsa Indonesia dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Haryono
Putro selaku Dosen mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar” yang telah memberikan
motivasi dan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Depok, 2 November 2015
Daftar Isi
IV. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini masyarakat dihebohkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Terlebih lagi masalah globalisasi. Masyarakat dunia, khususnya
generasi muda sudah sangat kenal dengan kata itu. Namun, apa sebenarnya
globalisasi itu?
Kalau orang awam pastinya berpikir globalisasi itu berhubungan dengan
keterbukaan dan koneksi secara global atau terjadi di seluruh dunia. Secara
lebih kompleks, globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negaramenjadi semakin sempit. Atau bisa dikatakan globalisasi merupakan suatu
proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak
berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh
besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang
lain seperti budaya dan agama.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga
memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri,
seperti meniru gaya punk, cara bergaul dan lain sebagainya. Hal ini yang
mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri. Mereka
beranggapan bisa menjadi lebih menarik jika melakukan hal itu. Padahal semua itu
salah besar. Mereka tidak menyadari akan dampak yang akan diterima jika mereka
sampai salah jalan. Apalagi mereka yang mulai memasuki dunia remaja dimana
mereka sedang mencari jati diri.
Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Banyaknya permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa
remaja ini menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi perkembangan
menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis
dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh
kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai
sangat penting bahkan Erik Erikson (1998) menyatakan bahwa seluruh masa depan
individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.
2. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini antara lain :
a. Mengetahui bagaimana pengaruh
globalisasi terhadap pandangan hidup generasi muda.
b. Memenuhi tugas akhir semester pada
mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
3. Manfaat Penulisan
Manfaat dari
penulisan makalah ini adalah :
a. Memberikan pengetahuan kepada
kita khususnya generasi muda bagaimana dampak globalisasi bagi pandangan hidup
mereka
b. Agar kita dapat menentukan sikap
tanggap terhadap globalisasi yang dapat memberikan dampak negatif khususnya
bagi generasi muda
II. PERMASALAHAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
dihadapkan pada keterbukaan informasi baik nasional maupun internasional.
Masyarakat bisa mengakses berita apapun yang terjadi di dunia tanpa membutuhkan
waktu lama. Berbagai alat komunikasipun marak diperjual belikan. Dan sekarang
mereka tak lagi jadi barang langka, karena setiap orang memilikinya. Setiap
style baru yang lebih sering berasal dari negara barat, selalu jadi trend di
negara kita. Inilah globalilsasi. Dimana semua hal yang mendunia, ditemui
diseluruh penjuru kota.
Dari sinilah kehidupan masyarakat berubah. Mereka cenderung mengikuti apa
yang mereka sering lihat. Terutama generasi muda. Generasi yang terkadang belum
mampu mengontrol diri mereka sendiri untuk melakukan sesuatu yang mungkin akan
memberi pengaruh buruk bagi masa depannya. Bahkan seringkali mereka hanya
sekedar ikut terjun dalam dunia globalisasi tanpa tahu tujuan dan manfaat dari
itu semua. Hal ini tentu akan merubah pandangan hidup mereka. Pandangan dari
masyarakat tradisional menjadi masyarakat global yang tak tau aturan. Sungguh
miris.
Inilah yang akan dikaji dalam makalah ini. Bagaimana globalisasi
mempengaruhi otak generasi muda bangsa Indonesia? Dan apa dampak yang akan
ditimbulkan oleh itu semua!
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Globalisasi
a. Secara etimologi
Menurut asal
katanya, kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
b. Menurut para ahli
[ Kenneth N. Waltz : berpendapat bahwa kita
memandang globalisasi saling ketergantungan, dan itu saling ketergantungan yang
terkait dengan perdamaian dan kedamaian semakin terbangun dengan adanya
demokrasi.
[ Thomas L. Friedman : Globalisasi memiliki dimensi
ideologi dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas,
sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan
dunia.
[ Princenton N. Lyman : Pengertian globalisasi
adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan
antara negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
[ Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses
sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya
menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
[ Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan
kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia
[ Lucian W. Pye, 1966 : Mengartikan
globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)
telah terlihat semenjak lama.
[ Scholte : Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung
satu sama lain.
[ Steger : Globalisasi adalah kondisi sosial yang
ditandai dengan adanya interkoneksi ekonomi, politik, budaya, dan lingkungan
global dan arus yang membuat banyak dari perbatasan saat ini sudah ada dan
batas-batas tidak relevan.
[ Anthony Giddens (1989) : Globalisasi merupakan
proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat. Ditandai oleh kesenjangan
tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga (yang
pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian).
[ Wikipedia Ensiklopedia : Globalisasi atau
penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
[ Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia.
Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu
yang sama misalnya terbentuknya PBB, OKI
[ Achmad Suparman : Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
[ Joseph Stiglitz : Globalisasi adalah integrasi
lebih dekat dari negara dan penduduk dunia, dibawa oleh pengurangan besar biaya
transportasi dan komunikasi, dan dipatahkannya rintangan buatan untuk arus
barang,jasa, modal, pengetahuan, dan orang di seluruh perbatasan.
[ Merriam Webster Dictionary : Globalisasi adalah
perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi ditandai terutama oleh
perdagangan bebas, arus modal yang bebas, dan menekan lebih murah pasar tenaga
kerja asing.
[ Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan : Globalisasi adalah
proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi
transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.
[ Kamus Besar Bahasa Indonesia : Globalisasi berarti
proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
2. Ciri-Ciri
Globalisasi
Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia, diantaranya adalah sebagai berikut :
v Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
v Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization(WTO).
v Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan
transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi
dan mendengar gagasan serta mengetahui pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
v Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita
sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia
yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan
rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan
yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
3. Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan
bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang
dapat dilihat, yaitu:
o Para globalis percaya bahwa globalisasi
adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana
orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen.
Meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai
konsekuensi terhadap proses tersebut.
Ø Para globalis optimistis dan
positif menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan
bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung
jawab.
Ø Para globalis pesimis berpendapat bahwa
globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya
adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika
Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi
yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari
mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
o Para tradisionalis tidak percaya bahwa
globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah
mitos semata atau jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk
bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah
merupakan tahap lanjutan atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital.
o Para transformasionalis berada di antara para
globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah
sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat
bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis
ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang
sebagian besar tidak terjadi secara langsung. Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau setidaknya
dapat dikendalikan.
4. Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi
informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya
hidup. Masyarakat indonesia khususnya generasi muda yang dulunya masih
hidup dalam lingkup tradisional sekarang berubah menjadi remaja yang modern.
Penuh gaya dan modis yang setara dengan remaja luar. Serta hal ini dapat
dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi baik
langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun
bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial ini, sehingga memunculkan kelompok
spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya
punk, cara bergaul dan lain sebagainya.
Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan;
b. patuh hukum
c. kemandirian;
d. keterbukaan;
e. rasionalisasi;
f. etos kerja;
g. kemampuan memprediksi;
h. efisiensi dan produktivitas;
i. keberanian
bersaing;
j. manajemen resiko.
Globalisasi
terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan
lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan
telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional
yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan
diplomatik dan konsuler.
5. Sekilas tentang Generasi Muda
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki
karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan
lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja adalah masa
peralihan.
Periode ini
menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan
harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan
dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode
ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang
dituntut oleh lingkungan.
b. Masa remaja adalah periode
perubahan.
Terdapat lima
karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan
emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3)
perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan
masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula
perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan
yang terjadi.
c. Masa remaja adalah usia
bermasalah.
Pada periode
ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun
perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu :pertama, pada saat
anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru,
sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka
seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan
kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
d. Masa remaja adalah masa pencarian
identitas diri.
Pada periode
ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja.
Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan
berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja
untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil,
pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
e. Masa remaja adalah usia yang
ditakutkan.
Masa ini
seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran
negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara
mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri
merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua
atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
f. Masa remaja adalah masa yang
tidak realistis.
Remaja memiliki
kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang
dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia
sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya. Aspiriasi yang tidak
realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan teman.
Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa
apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
g. Masa remaja adalah ambang dari masa
dewasa.
Pada saat
remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa
cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati
dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa
seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau
simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
Dari beberapa karakteristik di atas dapat kita simpulkan bahwa masa remaja
(generasi muda) masih sangat labil. Mereka berada dalam tahap pencarian
identitas diri, sehingga seringkali remaja memiliki sifat ingin tahu sangat
tinggi. Apapun hal baru akan senantiasa mereka cobakan selagi mampu, sekalipun
ada hambatan dari orang tua ataupun lingkungan. Inilah yang nantinya akan
menyebabkan mereka jatuh dalam jurang kesalahan jika tidak memiliki kesadaran
diri serta pengawasan dari orang tua masing-masing.
6. Dampak
Positif dan Negatif Globalisasi
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat yang
mana telah membuat banyak remaja kita kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia. Ada pengaruh yang positif ada juga pengaruh yang negatif.
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang baik. Tapi
saat ini banyak sekali remaja yang tidak sopan, tidak menghormati orang yang
lebih tua darinya. Mungkin itu adalah pengaruh negatif dari Globalisasi. Dan
itu menyebabkan pergaulan bebas, narkoba, dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan
dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda
sekarang.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap generasi muda
adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif
a) Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Di zaman saat Indonesia sedang di jajah dan setelah merdeka, tidak banyak
dari remaja Indonesia saat itu yang dapat menempuh jenjang pendidikan. Hanya
sebagian remaja anak dari bangsawan yang dapat menempuh jenjang pendidikan.
Beberapa tahun setelah itu, sudah mulai terlihat peningkatan jumlah remaja yang
menempuh jenjang pendidikan.
Walaupun demikian, jalan untuk menempuh pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki seragam sekolah dan buku
pelajaran. Kebutuhan sekolah mereka masih sangat minimum untuk didapatkan. Masa
demi masa, perkembangan mulai meningkat. Kini hampir seluruh remaja sudah dapat
dengan mudah untuk mengenyam pendidikan apalagi dengan adanya Bantuan
Operasional Sekolah yang diberikan oleh pemerintah. Bahkan pada masa
kini, perkembangan ilmu pengetahuan sudah diikuti dengan perkembangan media
elektronik, seperti televisi dan internet.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
mendorong untuk berpikir lebih maju.
b) Perkembangan Media Komunikasi dan
Elektronik
Pada zaman
dahulu, media elektronik yang berkembang dalam masyarakat masih sangat minim
seperti radio, televisi hitam putih serta telepon yang belum secanggih era ini.
Berbanding terbalik dengan saat ini. Masyarakat dihadapkan pada alat-alat
canggih. Sebut saja MP3 player, laptop, LCD TV, handphone dan berbagai macam
peralatan canggih lainnya.
c) Perkembangan Budaya
Dengan adanya
globalisasi masyarakat khususnya indonesia menjadi lebih terbuka akan budaya
luar. Mereka tidak hanya terpaku pada budaya indonesia sendiri. Sehingga
pengetahuan yang mereka peroleh dari luar dapat memperkuat dan melahirkan
ide-ide baru akan mode. Serta dengan adanya globalisasi ini budaya indonesia
dapat dikenal bahkan diminati oleh negara-negara dari luar.
d) Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
e) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dibukanya
industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a) Pola Hidup Konsumtif.
Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada. Ini menyebabkan masyarakat sederhana dapat berubah ke arah
yang lebih konsumtif karena adanya berbagai pilihan tersebut.
b) Sikap Individualistik.
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
c) Gaya Hidup Kebarat-baratan.
Tidak semua
budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya tersebut masuk
tanpa ada filter dari masyarakat sehingga menyebabkan lunturnya budaya asli
yang harusnya dipertahankan. Sebut saja dalam hal berpakaian. Masyarakat
indonesia khususnya remaja seringkali mengikuti style barat yang tidak senonoh
dan bahkan bertentangan dengan hukum di Indonesia.
d) Kesenjangan Sosial.
Apabila dalam
suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini tentu akan menimbulkan
kesenjangan sosial pada masyarakat kita, Indonesia.
7. Globalisasi dan Pandangan Hidup
Generasi Muda
Kehadiran globalisasi tentu berpeengaruh bagi masyarakat kita Indonesia,
terutama di kalangan muda. Seperti yang telah diungkap sebelumnya, bahwa
globalisasi dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kita. Terlebih
lagi jika dilihat aplikasinya pada kehidupan generasi muda. Dari luar saja kita
dapat menilai bahwa globalisasi telah merasuk cukup dalam bagi kehidupan
mereka.
Remaja yang dipandang sebagai jenjang dari masa kanak-kanak menuju suatu
proses yang disebut dengan kedewasaan memang cenderung menjadi topik utama
dalam pembahasan globalisasi. Karena mereka adalah subjek yang sangat
berpengaruh dengan munculnya globalisasi pada era serba canggih ini. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah santapan sehari-hari bagi mereka yang
haus akan perubahan. Serba simple dan cepat itulah moto hidup mereka. Karena
itulah mereka sangat terbuka dengan kemajuan zaman yang sebenarnya memang
menitikberatkan pada kebutuhan remaja.
Namun, tak selalu sesuatu itu bernilai positif. Sekalipun tujuan awalnya
memang baik, tapi terkadang dalam penerapannya masih ditemukan kesenjangan yang
menghasilkan pengaruh negatif. Lihat saja pada masalah globalisasi ini. Secara
tidak langsung, globalisasi telah merubah pandangan hidup generasi muda bangsa
ini. Nilai-nilai yang dulu ada disini, sekarang hilang ditelan zaman. Nilai
kesopanan, etika dan budaya sudah hilang dalam pikiran remaja Indonesia. Mereka
lebih tahu dan kenal dengan budaya-budaya dan trend yang datang dari luar.
Pola pikir dan pandangan yang awalnya baik sekarang berubah ke arah yang
lebih buruk. Bagi mereka berpakaian minim dan tak tau aturan adalah trend yang
harus mereka ikuti. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka
warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara
menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan
santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka
hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika diabaikan sisi negatifnya, terkadang globalisasi juga memberikan
pandangan yang positif. Berbagai peralatan canggih yang lahir di era
globalisasi dapat mempermudah berbagai sisi kehidupan manusia. Tidak terkecuali
generasi muda. Misalnya saja dalam hal pendidikan. Dengan adanya laptop,
handphone, dan akses internet dapat mempermudah mereka untuk mendapatkan
informasi seputar pelajaran mereka. Teknologi yang mempermudah serta kecepatan
akses dapat mempengaruhi pandangan hidup generasi muda.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi
benar-benar telah merubah pandangan hidup remaja kita.
8. Cara Menanggulangi Efek Buruk
Globalisasi pada Generasi Muda
Ketidakberdayaan tradisi dalam menghadapi
kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Upaya-upaya
pembakuan dan globalisasiyang mengarah pada proses pembunuhan tradisi harus dilawan, karena itu
berarti pelenyapan atas sumber lokal yang diawali dengan krisis identitas
lokal.
Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk didalamnya penghargaan nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai
solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakin
memudar dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam kenyataannya didalam
struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun
tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan
orang kehilangan harga diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan karakter
bangsa semakin sulit dicernakan sementara itu budaya global lebih mudah
merasuk.
Dalam kasus Globalisasi Media, sekarang di
Indonesia bermunculan lembaga-lembaga media watch yang keras
sebai pers sebagai jawaban atas makinmaraknya penerbitan yang tidak memperhitungkan
masalah etika dan kode etik. Dimana melalui media massapun, kita dapat
membangun media publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi
masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi.
Komentar para ahli dan tokoh-tokoh masyarakat yang anti pornogrfi dan anti
media pornografi serta tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan
realitas yang dihadapi masyarakat dengan maraknya pornografi, maka media dapat
dengan cepat mengkontruksikan masyarakat secara luas karena jangkauannya jauh.
Dalam masyarakat terutama di daerah pedesaan,
dikenal adanya opinion leader atau pembuka pendapat atau tokoh
masyarakat. Mereka mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
bertindak laku dalam cita-cita tertentu. Menurut Rogers (1983): ”pemuka
pendapat memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan
sosial yang intim, para pemuka pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan,
ide-ide dan informasi-informasi baru kepada masyarakat”. Melalui pemuka
pendapat seperti tokoh agama, sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang
bahaya media pornografi dapat disampaikan.
Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan
Pemerintah dalam menerapkan hukum baik Undang-Undang Pers, Undang-Undang
Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsisten disamping
tentu saja partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah dampak buruk
dari globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini.
Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya dalam
menghadapi globalisasi budaya adalah nilai-nilai kearifan lokal bukanlah nilai
usang yang harus dimatikan, tetapi dapat bersinergi dengan nilai-nilai
universal dan nilai-nilai modern yang dibawa globalisasi. Dunia internasional
sangat menuntut demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup menjadi agenda
pembangunan di setiap negara. Isu-isu tersebut dapat bersinergi dengan
aktualisasi dari filosofi lokal yang dimiliki Indonesia, misalnya di Bali yang
dikenal dengan ”Tri Hita Karana”, yang mengajarkan pada masyarakat Bali,
bagaimana harus bersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni,
keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan hidup.
Beberapa cara mengantisipasi dampak negatif globalisasi adalah sebagai
berikut:
Ø Kerjasama yang selaras antara pihak sekolah baik tingkat SD,
SMP, SMA, dan Universitas maupun lembaga sejenis dengan pihak wali/orang tua
siswa dalam hal pengawasan kegiatan di dalam maupun di luar sekolah.
Ø Berikan porsi pendidikan mental spiritual keagamaan yang
sepadan baik di sekolah, maupun di lingkungan keluarga.
Ø Orang tua harus pro aktif dalam menanyakan kegiatan yang
dilakukan oleh anaknnya. Jangan dibiarkan berjalan sendiri tanpa arah.
Ø Usahakan anak menonton acara yang mendidik. Hindari sinetron
dan adegan cerita kaum dewasa. Jangan biarkan remaja seusia SD, SMP,
menggunakan jasa internet tanpa didampingi, bahkan menggunakan jaringan
komputer yang tidak menggunakan sistem blokir terhadap situs pornografi dan
sebagainya. Apa lagi dibiarkan pergi ke warung internet yang tertutup tanpa
didampingi orang yang lebih bijak.
Ø Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
Ø Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya.
Ø Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum
dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Ø Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,
ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan
harus diantisipasi dengan pembangunan budaya yang berkarakter penguatan jati
diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan
strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri
daerah dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan
senasib dan sepenanggungan diantara warga sehingga perlu dilakukan revitalisasi
budaya daerah dan perkuatan budaya daerah.
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
Saat ini kita hidup di zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dimana semuanya serba canggih dan informasi dapat diakses dimana-mana. Ini
menyebabkan terjadinya proses interaksi secara global yang mana sering disebut
dengan istilah globalisasi. Menurut definisi globalisasi merupakan suatu proses
di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara.
Secara tidak langsung perubahan akan globalisasi ini kian terasa dalam
masyarakat kita, terutama kaula muda. Mereka adalah subjek utama penikmat
globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaaruhnya
dalam diri mereka. Baik itu pangaruh positif maupun negatifnya. Dan jika ini
terus dibiarkan maka perlahan namun pasti globalisasi akan merubah pola pikir
mereka dari yang dahulunya merupakan masyarakat tradisional, kaya akan budaya
bangsa, namun sekarang menjadi warga global yang dapat mengakses dan mengikuti
budaya apapun yang mereka mau.
Dilihat dari sisi positif ini tentu memberi efek baik bagi masa depan
mereka. Karena dengan adanya globalisasi ini kita dapat berfikir lebih kristis
serta dapat lebih memperluas pandangan hidup kita ke arah yang modern. Namun,
tak luput dari efek negatif ini juga bisa menjadi hal yang menjatuhkan bangsa
ini jika generasi mudanya tak mampu menjaga diri dari efek buruknya. Karena
jika remajanya baik maka baik pulalah bangsa tersebut.
Untuk itu, perlu adanya antisipasi aktif dari berbagai pihak agar
globalisasi dapat ditanggapi secara lebih kritis. Sehingga kita khususnya
remaja dapat menikmati pengaruh baiknya dan meminimalisir pengaruh buruk yang
mungkin akan ditimbulkan oleh globalisasi ini.
2. Saran
Arus globalisasi memang sudah sangat kuat mempengaruhi bangsa ini. Dan
perubahan yang signifikan dapat kita lihat pada prilaku remaja yang akhir-akhir
ini seperti berubah mengikuti perkembangan zaman. Jika hal tersebut memberi
efek baik bagi mereka tentu itu takkan jadi masalah. Tapi terkadang, sesuatu
takkan bernilai baik apabila terletak di tangan yang salah.
Oleh sebab itu, untuk menanggapi dan mengantisipasi dampak buruk yang dapat
dibawa oleh globalisasi perlu ditanamkan sikap berikut :
1. Selektif dalam memilih style atau budaya
baru yang masuk ke negara ini. jangan semuanya diikuti, karena tak seluruh
budaya asing itu sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.
2. Dibutuhkan pengawan dari berbagai
pihak dalam menanggulangi efek buruk yang akan timbul pada remaja. Misalnya saja
orang tua, orang yang berpengaruh baik dimasyarakat, maupun negara, pemerintah,
pers bahkan petinggi negara. Karena ini masa depan bangsa berada ditangan
generasi muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar